A. Dalil-Dallil Iftiroq (Perpecahan)
Alloh subhanahu wa ta'ala telah
mengutus Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam kepada kita sebagai rohmat bagi
seluruh alam serta cahaya yang dijadikan penerang sepanjang zaman. Tidak ada
satu kebaikanpun kecuali telah beliau jelaskan dan tunjukkan kepada kita dan
tidak ada satu keburukanpun kecuali telah beliau peringatkan kepada kita.
Diantara keburukan yang beliau
peringatkan kepada kita adalah buruknya perpecahan yang telah mengganggu
keutuhan dan persatuan ummat. Sekaligus beliau jelaskan satu kelompok yang
selamat dari bencana perpecahan tersebut. Petunjuk-petunjuk beliau dalam
masalah ini cukup banyak, diantaranya adalah:
1. dari Abu Huroiroh rodhiallohu anhu, ia
berkata: tosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
"Kaum yahudi telah terpecah
menjadi 71 atau 72 golongan. Dan kau nashroni telah terpecah seperti itu pula.
Dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan". (HR. Abu Daud: 4596 dan
dishohihkan Al-Bani dalam Shohih Tirmidzi: 2128)
2. Muawiyah rodhiallohu anhu berkata:
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam berdiri dihadapan kami (seraya) berkata:
"Ketahuilah! Sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian dari ahli kitab (yahudi dan nashroni) terpecah
menjadi 72 golongan. Dan sesungguhnya ummat ini akan terpecah menjadi 73
golongan. Adapun yang 72 akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk surga,
yaitu Al-Jama'ah". (HR. Abu Daud: 4597 dishohihkan Al-Bani di Silsilah
Ash-Shohihah: 204)
3. dari Auf bin Malik rodhiallohu anhu ia
berkata: Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya ummatku akan
terpecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan 72 golongan masuk
neraka, beliau ditanya: Ya Rosulalloh, siapakah satu golongan itu? Beliau
menjawab: Al-Jama'ah". (HR. Ibnu Majah: 3992, di shohihkan oleh Al-Bani)
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari
jalur Abdulloh bin Amr dengan tambahan didalamnya: "Siapakah golongan yang
selamat itu?". Beliau sholallohu alaihi wa sallam menjawab:
"Ialah golongan yang
mengikuti jejakku dan jejak para shohabatku". (HR. Tirmidzi: 2779,
dihasankan oleh Al-Bani)
Beberapa hal yang dapat dipetik
dari hadits-hadits diatas, anatara lain:
1) Perpecahan adalah sunnatulloh yang telah,
sedang dan akan terjadi. Tidak terbatas pada satu ummat atau satu masa. Bahkan
ia berlaku umum bagi setiap ummat, apabila sebab-sebabnya muncul.
Alloh subhanahu wa ta'ala
berfirman:
"Manusia itu adalah umat
yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Alloh mengutus Para Nabi,
sebagai pemberi peringatan, dan Alloh menurunkan bersama mereka kitab yang
benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka
Alloh memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Alloh selalu memberi
petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus". (QS.
Al-Baqoroh [2]: 213)
Ibnu Abbas rodhiallohu anhu berkata:
"Dahulu antara Nuh dan Adam terdapat 10 kurun yang mereka semuanya berada
pada syari'at yang haq. Lalu mereka berselisih, maka Alloh mengutus para Nabi
untuk menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan kepada mereka". (Jami'
Al-Bayan: 2/194)
2) Perpecahan kaum muslimin adalah
perpecahan dalam millah (agama). Kata-kata dalam hadits menunjukkan adanya
perpecahan dalam ummat adalah tentang millah, sebagaimana hadits Tirmidzi
diatas (no. 3)
millah sebagaimana yang
dijelaskan oleh ilama' adalah "agama yang diturunkan dari sisi Alloh
subhanahu wa ta'ala kepada para Rosul-Nya atau satu bentuk persatuan diatas
dasar-dasar tertentu". (Maa Ana 'Alaihi wa Ashabi: 21)
Asy-Syathibi rohimahulloh
berkata: "Sesungguhnya golongan-golongan ini menjadi berkelompok-kelompok,
karena berbedanya mereka dengan golongan yang selamat dalam seluruh aspek
keagamaan serta satu kaidah diantara kaidah-kaidah syari'at, bukan dalam
masalah-masalah juz'i atau cabang-cabang kecil…". (Al-I'tishoom: 2/200)
Al-Mubarokfuri rohimahulloh
berkata: "Sesungguhnya kelompok-kelompok yang dicela oleh Nabi Muhammad
sholallohu alaihi wa sallam bukanlah kelompok yang berbeda pendapat tentang
cabang-cabang fiqih. Akan tetapi, yang dimaksud adalah orang yang menyelisihi
kelompok yang haq dalam masalah ushul tauhid, taqdir baik dan buruk,
syarat-syarat kenabian dan risalah, loyalitas terhadapat shohabat dan
lain-lain". (Tuhfah Al-Ahwadzi: 7/ 398)
B. Definisi Firqoh Najiyah (Golongan yang
Selamat).
Berdasarkan hadits-hadits diatas,
tampak jelas bahwa ummat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72 diantaranya di
neraka dan satu disurga. Berarti ada satu kelompok yang selamat. Adapun tentang
istilah-istilahnya, antara lain:
a) Terkadang disebut Al-Jama'ah, sebagaimana
diterangkan dalam hadits no. 2 diatas.
b) Terkadang disebut Al-Firqoh An-Najiyah,
sebagaimana diterangkan dalam sebuah riwayat:
"Para Shohabat bertanya: Ya
Rosulalloh, siapakah firqoh najiyah itu? Beliau menjawab: orang yang mengikuti
apa yang aku dan shohabatku tempuh hari ini".
Ibnu Taimiyah rohimahulloh
berkata: Hadits ini masyhur, shohih dan terdapat dalam kitab-kitab sunan dan
masaanid seperti suanan Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan lain-lain".
(Ma'alim Inthilaqoh Al-kubro: 8)
c) Terkadanng disebut pula Ahlu Sunnah wal
Jama'ah.
· Jalannya Rosul ---- Ahlu Sunnah.
· Jalannya Shohabat--- Al-Jama'ah.
d) Sering pula dinamakan Thoifah Manshuroh
(golongan yang mendapat pertolongan). Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam
bersabda:
"Satu kelompok dari ummatku
akan terus memperjuangkan yang haq, tidak ada yang mampu menghinakan mereka,
sampai Alloh datangkan perintah (pertolongan)Nya, sedangkan mereka tetap
demikian". (HR. muslim: 1920)
Al-Firqoh Ah-Naajiyah (golongan
yang selamat) yang terdapat dalam hadits-hadits adalah satu. Batasan
sifat-sifat jama'ah diterangkan antara laian; mengikuti jejak Rosululloh
sholallohu alaihi wa sallam, para Shohabatnya dan golongan terbesar (mayoritas)
kaum muslimin yang memegang kebenaran. Sifat-sifat ini adalah untuk satu firqoh
naajiyah, maka firqoh naajiyah adalah Ahlu Sunnah wal Jama'ah yaitu para
shohabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka, para salafus sholih, ahli-ahli
hadits, baik secara riwayat maupun diroyah yang menghimpun, menghafal dan
mengajarkan hadits-hadits Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam kepada ummat,
mereka adalah ahli ilmu dan faham tentang agama Alloh subhanahu wa ta'ala, para
da'i fi sabilillah. Mereka adalah thoifah Manshuroh, mereka orang-orang yang
dianggap asing pada ummat ini, disaat banyak bid'ah, hawa nafsu dan khurofat.
Mereka adalah Ahlu Sunnah wal Jama'ah". (Tahqiq Hadits Iftiroq Al-Ummah:
931)
Sebab keselamatan kelompok ini
adalah konsekuennya mereka dengan sunnah Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam
dan para shohabatnya, baik dari segi ilmu maupun amal".
Firqoh Naajiyah adalah satu
golongan uumat Islam yang mendapatkan keselamatan didunia dari (pengaruh)
bid'ah, dan memperoleh keselamatan di akhirat dari (sengatan) api neraka".
Allahua’lamhttp://investasikitadananakcucu.blogspot.com
semoga bermanfaat untuk semua.amien
BalasHapus